Oleh: Khairil Akbar
Salam, semoga kita selalu semangat dalam derap langkah
teman. Kali ini aku mencoba membagi tulisan ini untuk SJS tercinta.
Di tengah monopoli gerakan yang semakin terlihat jelas di
Syari’ah, SJS kiranya tetap memiliki konsep gerakan yang ideal. Perbedaan baju
tak menjadikan SJS buntu dalam menentukan kebijakan. Terlepas dari maju
mundurnya gerakan ini, yang pasti SJS ketimbang pengurus lalu telah menampakkan
berbagai bukti kerja mereka. Tanpa dana, SJS dengan seorang Rafsanjani telah nekad mengadakan Bazar
buku yang lumayan menghasilkan untung. Setidaknya, di awal kepengurusan Sumardi
hasil dari Raker sudah terealisasi. Tak hanya itu, masih banyak
kegiatan-kegiatan yang membanggakan SJS dengan keterbatasannya namun membuahkan
hasil nyata. Tapi kali ini, saya mencukupkan garapan tulisan ini pada corak
pergerakan SJS yang multi-talent. Keberagaman yang luarbiasa saya piker hanya
ada di Jurusan ini. Mari kita lirik satu persatu.
Pertama, di SJS bukan hanya HMI yang memberi nuansa, ormas
luar ini ternyata hanya bagian kecil dari keberagaman Mahasiswa SJS. Bayangkan
saja, ketika HMI menguasai kursi elit Pemerintahan kampus (Bemaf), SJS malah
memilih Sumardi Efendi sebagai Bupati yang memiliki latar belakang HTI. Tentunya
setelah melakukan persaingan sengit antara Irwan Saputra dengan Sumardi ketika
itu. Lalu, apakah hanya kedua organisasi luar ini yang dicenderungi Mahasiswa
SJS? Saya mengatakan anda salah total jika mengatakan iya karena melihat dua
sampel Pioneer di atas. Selain itu, SJS juga memiliki kader-kader di
KAPMI/KAMMI misalnya, tentunya dengan tokoh yang luar biasa pula. Sebuah
terobosan baru yang sangat fantastis adalah ketika kita melihat tokoh SJS yang
berada di organisasi ini ternyata adalah Cut Nyak Dhiennya SJS saat ini. Dengan
keberanian dan kecerdasannya, kefakuman wanita kini telah memiliki tempat yang
berbeda di SJS. Mereka patut diperhitungkan dalam persaingan karena kualitas
yang handal.
Selain itu, IMM juga ikut andil dalam member kontribusi
terhadap kemajuan SJS. Sebut saja Khairil Akbar yang mencoba mendongkrak
Akademik agar lebih responsive terhadap kelambanan kinerja pihak Jurusan SJS.
Atau Akmal yang kini merupakan Jurnalis yang senantiasa member informasi di
dunia maya (tentunya di Grup SJS). Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah saya pikir
merupakan Organisasi luar yang jarang terdengar dan bahkan tak memiliki kader
di Jurusan lain, tapi SJS telah menitipkan kadernya untuk ditempah di IMM demi
keberlangsungan perjuangan Muhammad Saw. Mahasiswa SJS juga ada di di FPI, DDII
dan organisasi lainnya. Nah, jika organisasi ini bergerak di bidang dakwah dan
penguatan SDM yang berujung pada pertikaian Politik, maka pada bagian
berikutnya saya akan mengajak teman untuk mengintip pergerakan SJS di dunia
yang berbeda.
Kedua, Mahasiswa SJS juga memiliki kader yang unik.
Pergerakan mereka bukan dengan suara-suara yang bertebar di jalanan, mereka tak
bermain dalam perebutan kursi, tapi cukup member pesan positif terhadap
Masyarakat. Sebut saja Khaidir yang ahli
di bidang seni, pantonim yang dimainkannya dengan beberapa rekan ternyata lebih
besar efeknya dalam penggalangan dana Banjir Tangse ketika itu. Untuk di dunia
seni, kita juga akan terperangah dan terhenyak jika mendengar lantunan merdu
dari Saudara Irham. Juara MTQ ini juga Mahasiswa SJS yang telah mengukir
berbagai prestasi. Di dunia olah raga, SJS juga punya bibit unggul seperti
Abdul Khalid yang merupakan Atlit Nasional.
Lalu, jika demikian kondisi SJS, mengapa masih terkalahkan
dengan Jurusan lain? Untuk keseluruhan saya harus mengakuinya, tapi secara
person, Mahasiswa SJS tentu menguasai prestasi yang ada. Walau tidak juara 1,
bukankah Mahasiswa ketika lomba debat meraih no 2 dan 3? Di Bemaf, Bukankah
Mahsiswa SJS memiliki peran yang luar biasa? Bukankah Saidi merupakan ketua
MPMF sekarang ini? Atau jika ingin melihat lebih tinggi, bukankah Fakhruddin
menduduki kursi Menteri di BEM IAIN Ar-Raniry?
Ketiga, jika contoh-contoh di atas masih memiliki
keterkaitan dengan dunia pendidikan, maka kali ini Mahasiswa SJS ternyata telah
ada yang terjun di dunia praktis. Ada sebagai pengusaha, karyawan di kantor
bahkan sebagai tokoh di Masyarakat. Yulizar saya pikir layak menjadi sampel tokoh masyarakat. Jadi,
pergerakan Mahasiswa SJS begitu kaya akan khazanah coraknya. Corak yang berbeda
ini menyatu bak pelangi yang indahnya memukau siapa saja. Demikian tulisan ini,
Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Wassalam…..
1 komentar:
mantap bang
Posting Komentar
Please, Give Us Ur Coment's and We Will Be Good Insyaa Allah